Kasus DBD di Sukabumi Didominasi Pasien Usia 15-44 Tahun

Published By Admin | Pada: Selasa 30 Apr 2024 21:32 WIB

Selamat datang kembali di situs web kami! Di web ini, kami akan memberikan update terbaru tentang Kasus DBD di Sukabumi Didominasi Pasien Usia 15-44 Tahun. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengetahui Berita-berita Terupdate Terkini! Kami akan memberikan informasi yang akurat dan terpercaya tentang Berita hari ini. Segera saksikan video ini untuk mengetahui apakah berita ini yang anda cari pada hari ini! Jangan lupa untuk subscribe, like, dan bagikan video ini agar Anda tidak ketinggalan brita setiap harinya. Terima kasih telah menonton!Kasus DBD di Sukabumi Didominasi Pasien Usia 15-44 Tahun
Kasus DBD di Sukabumi Didominasi Pasien Usia 15-44 Tahun

JAKARTAINEWS.COM, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi menyebutkan dari ratusan warga Kota Sukabumi, Jawa Barat, yang terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) didominasi usia 15-44 tahun.



"Daftar triwulan pertama atau dari Januari sampai dengan Maret 2024 ada 435 kasus DBD yang kami tangani dari jumlah tersebut sebanyak 178 pasien berusia 15-44 tahun," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi Wita Darmawanti di Sukabumi, Selasa (30/4/2024).

Adapun datanya untuk Januari sebanyak 129 kasus, Februari 167 kasus dan Maret 139 kasus. Sementara data sesuai klasifikasi usia untuk usia di bawah satu tahun terdapat tujuh pasien, 1-4 tahun ada 38 pasien.



Kemudian 5-14 tahun sebanyak 132 pasien, 15-44 tahun 178 pasien dan di atas 45 tahun ada 83 pasien. Dari daftar tersebut terdapat lima kelurahan dengan jumlah kasus tertinggi yaitu Kelurahan Nanggeleng, Cisarua, Baros, Benteng dan Subang Jaya.

Tidak menutup kemungkinan, pada April ini jumlah kasus warga yang terserang DBD meningkat karena informasi dari rumah sakit dan klinik kesehatan yang ada di Kota Sukabumi ada beberapa warga yang diindikasikan mengalami DBD yang saat ini masih dalam perawatan.



"Untuk kasus DPD setiap bulan mengalami fluktuasi, namun demikian yang paling penting adalah pencegahan seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk," kata dia.



Adapun langkah yang dilakukan pihaknya untuk mengendalikan penyebaran DBD di antaranya adalah memperkuat koordinasi dan kolaborasi lintas sektor hingga ke tingkat kelurahan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

 Namun yang paling berperan dalam mencegah penyebaran penyakit mematikan akibat gigitan nyamuk Aedes agypti ini adalah masyarakat.

Hujan yang turun setiap hari menimbulkan genangan air yang dijadikan sarang untuk berkembangbiak nyamuk.

 Maka dari itu, warga diimbau secara rutin membersihkan genangan air, menguras tempat penampungan air kemudian pencegahan lainnya menggunakan losion anti-nyamuk, mengubur barang bekas dan menggunakan kelambu saat tidur.

 Selain itu, warga bisa meminta kepada Dinkes untuk melakukan pengasapan atau fogging, tetapi melalui pengasapan hanya bisa membunuh nyamuk dewasa saja, untuk jentik tetap harus dilakukan PSN.

 

Tag:
berita terbaru hari ini,berita hari ini,berita terkini,berita terbaru,berita kompas,berita,berita kompastv,viral hari ini,portal berita video,berita video,prabowo terbaru hari ini,republika mahasiswa,jakarta,pilpres 2024 terbaru hari ini,prabowo gibran terbaru hari ini,berita indonesia,berita viral,24tahun republika,republika,milad republika,berita hangat,berita politik,berita politik indonesia terbaru,#jakarta,tv berita,berita update, Sabtu 18 Mei 2024
Berita Terkait